ISTTS kini kembali mengadakan KSP season 6 dengan topik “Non-Photography skills for Photography”. KSP episode ke 7 kali ini dibawakan oleh salah satu dosen jurusan Desain Komunkasi Visual (DKV) ISTTS, bapak Yulius Widi Nugroho, S.Sn., M.Si. atau yang akrab dengan dikenal pak Yulius. Seminar yang diadakan pada kamis, 16 Juli 2020 ini diikuti oleh peserta internal ISTTS dan peserta eksternal melalui platform zoom dan live streaming youtube. Pak Yulius menjelaskan materi non skill photography yang perlu dimiliki oleh seorang fotografer guna mengembangkan bisnis fotografi.
Mengapa perlu memiliki Non Skill Photography?
Pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan perkembangan lain secara sosial, salah satunya dalam dunia fotografi. Di era industri 4.0 hampir semuanya butuh tampilan visual dan semua butuh komunikasi. Bagi Pak Yulius, Covid-19 dijuluki sebagai pahlawan karena sebelumnya industri 4.0 masih diragukan. Dan kini, semua orang mau tidak mau dituntut untuk melakukan pekerjaan hampir semuanya secara online.
Era multimedia perkembangannya luar biasa. Youtube dan Facebook kini menjadi sosial media yang paling banyak digunakan didunia. Sedangkan sosial media yang paling banyak digunakan di indonesia yaitu Whatsapp, Instagram, dan Line. Maka dari itu kita harus mengerti betapa pentingnya sosial media untuk startegi marketing.
Pak Yulius juga menegaskan bahwa fotografi itu tidak semudah yang banyak orang awam pikirkan. Fotografer juga harus dapat berkomunikasi dengan klien, melakukan editing, memiliki teknik dalam memotret dan lain sebagainya.
Lalu Non-skill photography seperti apa yang perlu dimiliki? Menurut Pak Yulius, ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang fotografer. Beberapa diantaranya yaitu :
- Skill digital Retouching
Fotografer wajib memiliki skill editing karena dialah yang paling tahu kondisi saat memotret objek. Pak Yulius juga menyarankan sebaiknya fotografer yang mengedit fotonya sendiri. Apabila menggunakan editor, maka harus ada ide dan konsep yang matang dari fotografer. Konsep dan ide dibutuhkan untuk meretouch foto mentah menjadi foto final sesuai keinginan.
- Skill komunikasi
Memiliki skill berkomunikasi membantu fotografer untuk berdiskusi dengan klien atau dengan rekan kerja mereka, seperti editor dan asisten mengenai konsep yang akan dibuat.
- Skill menulis
Skill menulis umumnya dimiliki oleh fotografer yang bekerja di bidang jurnalistik. Mereka herus menulis caption dan bahkan naskah berita untuk disampaikan kepada pembaca. Hal ini berguna untuk menyeimbangkan informasi dari gambar agar sampai ke pembaca.
- Skill audio visual
Penggunaan audio visual sangat tinggi di media sosial/internet. Fotografer tentu memiliki nilai plus apabila mempunyai keahlian untuk editing video. Skill ini biasa digunakan untuk branding, sehingga menjadikan salah satu hal yang menjanjikan dalam bisnis fotografi. Walaupun editing bisa dilakukan oleh editor, namun fotografer tetap dapat menyumbang ide untuk konsep yang akan dibuat.
- Skill marketing
Menurut pak Yulius, meneliti banyak tentang target pasar dan peluang adalah hal yang penting dalam bisnis fotografi. Fotografer akan menemukan pasar yang sesuai dengan skill yang dimilikinya. Selain itu, fotografer juga dituntut untuk memiliki banyak ide kreatif guna menarik perhatian klien.
- Skill teknologi informasi
Seorang fotografer juga harus menguasai teknologi dan seisinya. Mereka perlu tau karakteristik dari macam macam social media yang ada, mulai dari penggunanya dan untuk upload sesuatu. Mereka perlu tau kira-kira siapa mayoritas penggunanya sehingga bisnis dapat berjalan sesuai target. Meski tidak perlu menguasai teknologi informasi secara keseluruhan, setidaknya mereka harus bisa mengelola akun bisnis dan mempublish karya mereka dengan baik.
Di akhir sesi materi pak Yulius memberikan saran apabila melakukan bisnis fotografi, salah satu yang penting adalah memiliki portofolio. Ini sangat berguna untuk meningkatkan komunikasi untuk berdiskusi dengan klien dan juga branding bisnis.
Seminar kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab dan sharing antara peserta dan narasumber mengenai fotografi lalu diakhiri dengan berfoto bersama dan juga mengisi kuesioner dan absensi untuk peserta yang telah mengikuti seminar.