Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan pihaknya tengah memperbaiki infrastruktur alat pelayanan medis jarak jauh atau Telemedicine agar bisa diimplementasikan di seluruh rumah sakit maupun puskesmas di Indonesia demi menyembuhkan pasien virus corona Covid-19.
Telemedicine sendiri merupakan pelayanan kesehatan jarak jauh oleh tenaga medis dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, meliputi pertukaran informasi diagnosis dan pengobatan.
"Ya alat-alatnya Telemedicine memang belum begitu bagus dan banyak juga regulasi yang kurang maka mesti ditambahkan terkait pemanfaatan teknologi ini," kata Pakar Teknologi Telemedicine dari Pusat Teknologi Elektronika BPPT, Pratondo Busono saat acara Inovasi Indonesia dalam Menghadapi Pandemi secara virtual beberapa waktu lalu.
"Tetapi kami sudah ada perkembangan infrastruktur Telemedicine yang sudah berjalan dan mendapatkan pendanaan," lanjut dia.
Pratondo pun memaparkan infrastruktur yang sedang dikejar untuk membuat Telemedicine seperti memanfaatkan cloud server, EMR, PACS, dan Video Conference Server. Lalu BPPT juga menggunakan teknologi Goy-CA untuk keabsahan dan pengamanan data medis.
Menyoal pemanfaatan teknologi Telemedicine di Indonesia, Kepala BNPB sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo sebelumnya menyatakan lebih dari 300 ribu masyarakat sudah memanfaatkan layanan telemedicine Covid-19.
Dia mengatakan telemedicine merupakan hasil dukungan dari Kementerian Kesehatan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sebab dengan menggunakan teknologi ini, banyak orang bisa berkonsultasi dengan dokter tanpa harus melalui tatap muka, tak hanya itu pasien juga bisa langsung membeli obat berdasarkan resep digital yang dikirimkan dokter setelah sesi konsultasi.
Doni menyampaikan Kemenkes dan BUMN telah memanfaatkan startup unicorn berbasis medis untuk mendukung penanganan Covid-19. Dia berkata sudah ada sekitar 20 unicorn yang efektif membantu pemerintah menangani Covid-19.