Apa itu Climate Clock, Dampak, serta Peran Kampus Dalam Mengatasi Ini
Berita
04 December 2024

Apa itu Climate Clock, Dampak, serta Peran Kampus Dalam Mengatasi Ini

Source: https://climateclock.world/climate-emergency-day

Sebagai Mahasiswa dan Mahasiswi ISTTS (Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya) yang aktif dan sadar akan sekitar tentu kita perlu up to date dengan berita dunia. Salah satu alat yang menarik perhatian banyak pihak dalam beberapa tahun terakhir adalah Climate Clock (Jam Iklim). Jam ini bukan hanya sekadar alat pengingat waktu, melainkan sebuah simbol visual yang mengingatkan kita akan urgensi dalam menangani perubahan iklim global. Dengan memahami apa itu Climate Clock, kita, sebagai mahasiswa dan mahasiswi ISTTS (Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya), dapat lebih memahami tantangan yang ada dan berperan aktif dalam memberi pengaruh yang signifikan terhadap perubahan positif.

Climate Clock adalah sebuah jam digital besar yang menampilkan hitung mundur waktu menuju titik kritis dalam upaya kita menghindari dampak perubahan iklim yang semakin buruk. Jam ini pertama kali dipasang di New York pada tahun 2020 oleh sekelompok seniman dan aktivis lingkungan, termasuk desainer Timur Karam, yang ingin menarik perhatian publik terhadap masalah global ini. Climate Clock menunjukkan seberapa banyak waktu yang tersisa bagi dunia untuk mengambil langkah-langkah signifikan guna membatasi pemanasan global di bawah 1,5°C, sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015.

Target 1,5°C ini adalah garis batas yang telah disepakati oleh negara-negara di dunia untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata global agar dampak dari perubahan iklim dapat dikendalikan. Jika suhu global terus meningkat di atas angka tersebut, dampak negatifnya akan semakin parah, seperti cuaca ekstrem, bencana alam, peningkatan permukaan air laut, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, Climate Clock berfungsi sebagai pengingat visual yang terus-menerus menekan pentingnya upaya global untuk menanggulangi krisis iklim.

Jam ini menggambarkan seberapa cepat waktu berjalan dan betapa mendesaknya tindakan yang harus diambil untuk mencegah kehancuran lebih lanjut akibat perubahan iklim. Waktu yang ditampilkan di Climate Clock semakin berkurang, karena kita semakin dekat dengan titik tak terelakkan, yaitu saat di mana dunia dapat mengalami pemanasan global lebih dari 1,5°C. Fakta ini menunjukkan bahwa kita tidak punya banyak waktu untuk bertindak. Selain itu, Climate Clock juga memiliki pesan bahwa peralihan menuju energi terbarukan, pengurangan emisi karbon, dan upaya lainnya harus dilakukan dengan cepat dan terkoordinasi. Jam ini mengingatkan bahwa setiap detik yang terlewat tanpa tindakan konkret mengarah pada konsekuensi yang lebih besar di masa depan.

Sebagai mahasiswa dan mahasiswi ISTTS, kita berada dalam posisi strategis untuk turut berkontribusi dalam mengatasi masalah perubahan iklim. ISTTS, sebagai lembaga pendidikan yang memiliki kekuatan dalam bidang sains dan teknologi, dapat memberikan dampak yang besar dalam menciptakan solusi-solusi berbasis teknologi yang ramah lingkungan. Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat diambil oleh mahasiswa ISTTS dalam berperan aktif dalam mitigasi perubahan iklim.

1. Meningkatkan Kesadaran dan Edukasi tentang Perubahan Iklim

Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh mahasiswa adalah meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim. Hal ini bisa dimulai dengan mengedukasi diri sendiri dan sesama teman kampus mengenai tantangan-tantangan lingkungan yang ada. Mengikuti seminar, diskusi, atau penelitian tentang perubahan iklim dapat memperluas wawasan kita. Mahasiswa ISTTS, dengan latar belakang pendidikan di bidang sains dan teknologi, memiliki pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk memahami secara lebih mendalam tentang perubahan iklim dan teknologi yang bisa diimplementasikan untuk mengatasinya. 

2. Menerapkan Prinsip Keberlanjutan dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebagai individu, mahasiswa dapat mulai menerapkan prinsip keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menggunakan energi secara efisien, memilih transportasi ramah lingkungan, serta mendukung produk-produk yang ramah lingkungan. Dengan mengurangi jejak karbon pribadi, mahasiswa dapat memberikan kontribusi positif yang lebih besar dari yang kita bayangkan. Di kampus, mahasiswa bisa berkolaborasi dengan organisasi kemahasiswaan atau pihak kampus untuk membuat program atau kampanye yang mendukung keberlanjutan, seperti mengurangi penggunaan energi listrik berlebihan, menggunakan air dengan bijak, atau mengedukasi masyarakat sekitar mengenai pengelolaan sampah yang lebih baik.

3. Mengembangkan Teknologi yang Ramah Lingkungan

Sebagai mahasiswa yang mempelajari teknologi, kita memiliki kesempatan besar untuk terlibat dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan. Melalui riset dan pengembangan, mahasiswa ISTTS bisa berperan dalam menciptakan solusi inovatif, seperti alat yang dapat mengurangi polusi udara, teknologi untuk energi terbarukan, atau aplikasi yang mendukung pelestarian alam. 

Sebagai contoh, mahasiswa di bidang teknik elektro dapat berkontribusi dalam pengembangan panel surya yang lebih efisien, sementara mahasiswa di bidang teknologi informasi dapat merancang aplikasi yang membantu masyarakat mengurangi limbah atau memonitor penggunaan energi rumah tangga.

4. Berpartisipasi dalam Gerakan Lingkungan

Selain upaya di tingkat individu dan akademis, mahasiswa juga bisa aktif dalam gerakan-gerakan lingkungan. Bergabung dalam komunitas atau organisasi yang peduli terhadap isu-isu lingkungan dapat memperkuat jaringan solidaritas dan memperluas jangkauan pengaruh kita. Banyak kampus, termasuk ISTTS, yang memiliki organisasi atau klub mahasiswa yang berfokus pada kegiatan lingkungan. Melalui gerakan ini, mahasiswa bisa terlibat dalam aksi nyata seperti penanaman pohon, pembersihan sampah, atau kampanye pengurangan emisi karbon.

Dream Crafter: Bazaar Meriah, ternyata projek DKV!?

Dream Crafter: Bazaar Meriah, ternyata projek DKV!?

Ini projek besar, tapi dalam bentuk bazaar! Yuk, intip acara seru mahasiswa-mahasiswa DKV angkatan 23’. Pada tanggal 16-17 Desember 2024, ada banyak stand makanan dan minuman yang berjejer di halaman depan kampus ISTTS. Hal ini berhubungan dengan tugas mata kuliah komunikasi visual aplikatif, yaitu re-branding UMKM. Beberapa kelompok mahasiswa mengundang pedagang-pedagang kuliner UMKM untuk di rebrand secara keseluruhan, mulai dari warna tema, logo, dan lain-lain. Setelah itu, stand yang sudah diperbarui ini dipamerkan di acara bazaar Dream Crafter. Berbagai tema brand hadir, kreativitas mahasiswa-mahasiswi DKV dipamerkan di acara ini. Uniknya, setiap stand kuliner memiliki merch masing-masing yang merupakan karya orisinal mahasiswa. Konsep yang dibuat oleh beberapa kelompok mahasiswa sangat beragam, mulai dari simple, retro, sampai gaya modern yang memikat pengunjung. Desain rebrand ini bertujuan identitas visual yang kuat bagi para brand UMKM agar Merch-merch cantik ini dibuat untuk dinikmati dan dibagikan kepada pengunjung yang datang.

Baca Selengkapnya
Ajang Pameran Karya Baru dan Bazzar DKV ISTTS 2K24

Ajang Pameran Karya Baru dan Bazzar DKV ISTTS 2K24

Surabaya, 18 Desember 2024 – Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) baru saja mengadakan pameran tahunan yang dimulai dari Senin hingga Rabu kemarin. Acara ini menampilkan kolaborasi antara mahasiswa dan UMKM lokal, dan memamerkan kreativitas melalui karya-karya monumental.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Dunia Computer Vision: Dari Deteksi Objek hingga Kecerdasan Buatan

Mengungkap Dunia Computer Vision: Dari Deteksi Objek hingga Kecerdasan Buatan

Sabtu, 14 Desember 2024, menjadi hari yang inspiratif bagi 55 peserta dari berbagai jurusan yang hadir di seminar bertajuk "Mengungkap Dunia Computer Vision: Dari Deteksi Objek hingga Kecerdasan Buatan". Seminar yang dipandu oleh Dr. Ir. Endang Setyati, M.T., Kaprodi S2 Informatika ISTTS ini dilaksanak di ruangan N-201 kampus ISTTS. Dengan pengalamannya yang luas di bidang teknologi dan pendidikan, Ibu Endang memberikan wawasan mendalam tentang computer vision (CV), cabang ilmu kecerdasan buatan yang semakin banyak diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan.

Baca Selengkapnya
Saturday Sharing Session: Kecewa dengan Realita

Saturday Sharing Session: Kecewa dengan Realita

Saturday Sharing Session adalah kegiatan mingguan yang diadakan oleh kampus Institut STTS untuk memberi kesempatan dosen dan mahasiswa untuk bertemu dan memberikan sesi bercerita bagi dosen serta kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan ilmu atau pengalaman dari cerita dosen. Saturday Sharing Session sendiri dibawakan secara santai, tidak seperti seminar formal yang mengharuskan tingkat formalitas tertentu. Dosen yang terpilih akan membawakan topik diluar mata kuliah mereka pada umumnya, seperti mengenai kesehatan, cara menggunakan excel, atau mengenai kesehatan mental.

Baca Selengkapnya
Saturday Sharing Sessions  Mengungkap Dunia Computer Vision: Dari Deteksi Objek hingga Kecerdasan Buatan

Saturday Sharing Sessions Mengungkap Dunia Computer Vision: Dari Deteksi Objek hingga Kecerdasan Buatan

Surabaya, 14 Desember 2024 – Institut Sains dan Teknologi Terapan Surabaya (ISTTS) dengan bangga mempersembahkan kembali acara rutin Saturday Sharing Sessions (SSS) yang kini telah mencapai episode ke-8. Mengangkat tema yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi terkini, SSS kali ini akan membahas "Mengungkap Dunia Computer Vision: Dari Deteksi Objek hingga Kecerdasan Buatan", dengan fokus khusus pada penerapannya di bidang kesehatan. Acara ini akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 14 Desember 2024, pukul 10.00 WIB hingga selesai, bertempat di Ruang N-201, ISTTS.

Baca Selengkapnya
Saturday Sharing Sessions When Reality Contradicts Expectations: Mental Health Problem

Saturday Sharing Sessions When Reality Contradicts Expectations: Mental Health Problem

Surabaya, 7 Desember 2024 – Institut Sains dan Teknologi Terapan Surabaya (ISTTS) dengan bangga kembali menyelenggarakan Saturday Sharing Session (SSS). Pada episode ke-7 ini, tema yang diangkat adalah "When Reality Contradicts Expectations: Mental Health Problem", sebuah topik yang sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini, terutama di kalangan generasi muda. Acara akan dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB di ruang N-201 dan menghadirkan Pak Agus Gunawan, M.Sc., M.Min., seorang pembicara yang berpengalaman dalam bidang konseling dan pengembangan diri. SSS Episode 7 ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan solusi praktis dalam mengatasi masalah kesehatan mental yang timbul akibat tekanan dan ekspektasi yang tidak realistis.

Baca Selengkapnya
Lihat Semua Berita
Icon